SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANA INI, JANGAN LUPA TINGGALKAN PESAN DI SHOUTBOX AGAR SAYA BISA MENGUNJUNGI BALIK 2009 ~ curhatku

Sekolah Para Juara

Semua anak adalah cerdas. Ada 8 kecerdasan menurut Gardners yang kita kenal dengan Multiple intelegencies. SDII Al Abidin berupaya mengembangkan setiap potensi kecerdasan sehingga semua siswa berpeluang menjadi juara di bidangnya masing-masing

Sekolah Tanpa PR

PR ternyata bukan sarana efektif untuk menjadikan anak kita cerdas. Bahkan bagi sebagian besar anak, PR adalah beban. Di SDII Al Abidin, siswa kelas 1 dan 2 bebas PR agar ananda bisa berkembang optimal dan menikmati masa kecilnya dengan ceria. Mulai kelas 3 baru ada PR secara bertahap.

Sekolah 6 Bahasa

Bahasa merupakan alat terpenting komunikasi serta menjadi alat yang memperlancar menuju kesuksesan. Oleh karena itu bahasa harus diperkenalkan sejak awal. Di SDII Al Abidin ada 6 bahasa yang di ajarkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Jawa, Bahasa Jepang, dan bahasa Mandarin

Sekolah Menyenangkan

Menurut para ahli ketika seseorang senang, otak dalam posisi optimal untuk menyerap materi pelajaran. Oleh karena itulah SDII Al Abidin mengembangkan metode pembelajaran yang menyenangkan seperti game, nyanyian, tepuk, dongeng, menonton film, CTL, dan outing class

Sekolah Berbasis IT

Information Technology merupakan hal mutlak yang harus dimiliki. Oleh karena itu SDII Al Abidin mengajarkan kemampuan IT pada peserta didiknya. Aplikasi open source linux adalah pilihannya.

Sunday, March 15, 2009

Senyum Muridku


Pagi ini aku kembali menginjakkan kaki di sekolah, ada perasaan kangen. Maklum saja selam 3 hari aku tidak masuk karena kondisi fisik yang kurang fit. Pagi yang biasanya tidak begitu aku sukai karena aku termasuk yang masih kena virus "I hate monday". Tapi pagi ini lain.aku ingin segera bertemu dengan wajah-wajah polos nan menggemaskan (walau kadang bikin muka belipet-lipet he he he ). baru saja beberapa langkah aku beranjak dari tempat parkir sepeda motorku, terdengar suara-suara nyaring memanggilku...."mr. hanif...Mr. hanif.....". segera aku menoleh ke sumber suara. ternyata Rifka dan Tara, dua orang muridku yang memang perhatian pada guru-guru termasuk aku segera menghampiriku, menjabat tanganku, mencium tanganku dan kemudia memelukku.

Sapaan keduanya ternyata bisa membangkitkan semangat mengajarku.Ternyata peranku sebagai guru dan orang tua kedua ketika di sekolah, benar-benar mereka rasakan. Ternyata mereka kangen padaku.ternyata aku dibutuhkan.Senyum muridku sangat berarti bagiku

multiple intelligences


Anak yang cerdas adalah anak dengan nilai matematika bagus. Nilai IPA bagus. Pokoknya semua pelajaran nilainya bagus. Salahkah pendapat ini? Sama sekali tidak. lantas apa yang perlu dikoreksi dari pernyataan ini? jika boleh diibaratkan, menilai kecerdasan hanya dari nilai akademik semata ibarat meraba gajah baru kena belalainya dan berkesimpulan bahwa gajah adalah makhluk yang panjang dan bulat. padahal bagian dari gajah bukan hanya belalainya. maksud dari permisalan dalam kontek ini adalah bahwa kecerdasan bukan hanya dilihat dari nilai akademiknya saja.

Anda tentu sudah tahu tentang multiple intelegencies bukan? bahwa kecerdasan itu ada 8 macam. Yaitu kecerdasan logis, kecerdasan linguistik, kecerdasan kinestetis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan naturalis, kecerdasan visual spasial. Selama ini yang paling sering diapresiasi khalayak termasuk masyarakat sekolah, adalah kecerdasan yang terkait dengan pelajaran akademik saja, lantas bagaimana nasib kecerdasan yang lain? Tidak adakah tempat untuknya?

Friday, March 13, 2009

Suasana hati pengaruhi mood murid


Aku pernah denger, suasana hati dari pengajar akan mempengaruhi kondisi dari yang diajar. kalau pengajar dalam kondisi senang, maka yang diajar juga akan merasa senang atau minimal merasa nyaman. sebagai guru muda saya belum pernah memperhatikan sampai sedetail itu, tapi pengalaman kemarin pagi paling tidak membuat aku yakin akan pernyataan tersebut.

Kelasku kata beberapa orang temen termasuk yang dinamis, sehingga diperlukan upaya-upaya kreatif untuk mengkondisikannya, dan jujur saja saya sering gagal. Ketika saya berupaya mendiamkan anak, yang terjadi malah sebaliknya. Saya mencoba cara-cara yang digunakan rekan kerjaku ketika berada di kelasku, tapi hasilnya tidak sama seperti ketika aku yang melakukannya.Jujur saja saya termasuk orang yang kalau melakukan sesuatu sering tidak total sehingga hasilnya juga kurang total.

Nah kemarin pagi ketika saya memang dari rumah dalam kondisi relaks dan senang saya msuk kelas dan mencoba menenangkan anak, suangguh diluar dugaan, murid-murid saya mengikuti instruksi saya walaupun saya tidak menggunakan suara tinggi dan raut muka seram. setelah saya pikir-pikir ternyata ketika hati dalam kondisi plong, yakin bisa, dan ikhlas, hasilnya ternyata optimal.

Tuesday, March 10, 2009

Tak jawab, sebisanya


Saya benar-benar takjub pada muridku yang satu ini. Azies namanya. Rasa ingin tahunya sangat besar. Sebuah pertanyaan yang dianggap tidak perlu ditanyanyakan (menurut teman-temannya0, olehnya dijadikan objek pertanyaan yang menarik.

Hal ini salah satunya terjadi ketika pelajaran sains, ketika itu karena saya sedang flu berat, anak-anak saya arahkan untuk membaca buku-buku sains diperpustaan.sambil menyelam, minum air.Sambil bisa beristirahat sejenak, minat baca anak pun bisa ditumbuhkan.

Anak-anak mulai sibuk mencari buku-buku yang dianggapnya menarik. Sejurus berikutnya ramai pertanyaan, ini apa Mister …..(di sekolah kami,guru laki-laki dipanggil Mister) …itu apa Mister……walau demikian yang ramai ditanyakan adalah arti-arti kata yang tidah dipahaminya. Mumi itu apa? Pyramid itu apa? Setelah malayani pertanyaan anak-anak, akupun mulai tenggelam dengan buku yang aku baca, “keajaiban air”.

Sedang asyik-asyiknya membaca, Azies mendekat sambil setengah berbisik (diawal tadi saya instruksikan agar kalau bicara di perpus, pelan-pelan). “Mister….kenapa sih api bisa menyala? ‘Tanya Azies. Aku masih diam sambil acting memikirkan jawaban. “kenapa Mister……?”
“Oh iya-iya…bentar ya…..”jawabku. sebenarnya saya sedikit ngerti penjelasan ilmiahnya, tapi cara memahamkan penjelasan serumit itu pada anak kelas 1 SD, gimana caranya……..Aku jawab saja” karena kayunya kering, kalau basah, gak bis nyala, ya tho…?” Untuuu…ng aja dia langsung berekspresi, “ooohhh….”, aku anggap itu jawaban yang melegakan.

Untuuung….aja dia berekspresi “oh….”, karena sebenarnya saya bisa pusing jika aku terus dikejar pertanyaan selanjutnya, seperti yang sudah-sudah. Sebenarnya aku mau menjawab,” gak usah banyak Tanya, ini pepus!” atau aku cukupmenaruh jariku di depan bibir dan bersuara “SSSTTTTTTTTTT!!!!!!!! “. Tapi kata par ahli ahli yang pinter-pinter itu, aku bisa dikatakan “mematahkan tunas kepandaian anak. Walaupun kadang aku cukup setress karena ahal ini, tapi mudah-mudhn itu perilaku mulia he he he he he he.....

Sunday, March 8, 2009

marah menguras energi


kata orang marah itu menguras energi lho....

Saya kutipkan dari blognya mbak nuriana :

” Saya ingat pesan Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Beliau bersabda, ‘jangan marah’. Beliau mengulanginya hingga beberapa kali, seraya bersabda, ‘jangan marah’ (HR. Bukhari).

Kemudian Abu Dzar Al Ghifari bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu marah sambil berdiri, hendaklah dia duduk hingga kemarahannya hilang. Jika tidak hilang, hendaklah berbaring.”

Ada empat alasan mengapa kita tak perlu marah:
1. Marah membutakan pandangan—tidak bisa berpikir jernih.
2. Marah mengundang musuh. Kerjasama dibangun di atas semangat bantu-membantu, bukan paksa-memaksa apalagi disertai kemarahan.
3. Marah berarti kelemahan. Kita kalah saat marah. Orang yang membuat kita marah, mengalahkan kita.
4. Marah membuang energi. ” kutipane sampai sini

Di sekolah kami sudah diajarkan hadist tentang larangan marah. Nah seandainya ada stu anak yang terlihat akan marah maka teman-temannya akan segera berkata : laa tghdob walakal jannah-jangan marag bagimu jannah

Ini yang unik, setiap hadist yang baru di nasehatkan pada temannya, maka diberi ”buntut” nama dari yang dinasehati.

Misalnya pada saat Amar marah, maka teman-teman sekelasnya akan mengingatkan : laa tghdob walakal jannah-jangan marag bagimu jannah, Amar.............

Tapi sudah dijelaskan kok, kalau hadist tidak mengenal ”buntut” nama orang.

Saturday, March 7, 2009

marah itu gak perlu


siang itu aku menyaksikan 2 orang muridku, opank dan rifki bertengkar hingga salah satunya menangis, keduanya juga hampir saling menonjok. Aku yang didekatnya berusaha melerai, tapi bukannya diam, keduanya malah makin menjadi. saling ejek hingga akhirnya letup-letup kemarahan mulai mengalir di kapalaku. Wajahku saat itu mungkin seperti kepiting rebus, menahan marah. tapi baru saja api kemarahan bergejolak, keduanya malah sudah tertawa-tawa bersendau gurau lagi. aduuuu...h , jika ada yang tahu persisnya kejadian ini, bisa malu banget aku.

memang, anak-anak itu polos banget ya...gak ada dendam, gak ada prasangka...pokoknya indah deh...
gak kayak orang dewasa yang saling curiga, saling berburuk sangka, dan gak mudah memaafkan oarng lain.

aku masih teringat sampai berapa lama sakit hati akibat perkataan rekan sekerjaku. jangankan hitungan detik, hitungan bulanpun kadang belum bisa melunturkan rasa sakit hati.

hari ini aku belajar dari muridku...he he he malu juga akhirnya dah marah-marah. tapi kata orang belajar itu bisa dari mana saja ya tho?